Depok-Matamedia.com.
Teriknya sinar matahari minggu siang itu, tidak menghalangi kami untuk
menyambangi Butik Tumpeng di Perumahan Pesona Khayangan Juanda Depok yang
merupakan kediaman dari narasumber kami. Di sela-sela kesibukan bekerja di sore
hari itu, dengan senyum cerah ia tetap menyempatkan bertemu kami untuk
melakukan wawancara.
Wildatum
Munawaroh atau yang lebih akrab disapa dengan Wilda ini merupakan mahasiswi
lulusan Institut STIAMI Depok. Meskipun tamat sekolah menengah sejak 2018,
Wilda baru melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi pada tahun 2019
karena keadaan ekonomi saat itu tidak memungkinkan ia untuk langsung
melanjutkan berkuliah.
Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi merupakan
mimpinya sejak masih duduk dibangku SMA. Namun, ia perlu mengubur keinginannya karena
merasa ketiga adiknya perlu prioritas lebih daripada harus memberatkan orang
tuanya dengan berkuliah. “Pas itu, adikku yang bungsu baru lahir, mamah jadi
tulang punggung keluarga karena bapak sakit-sakitan. Dengan keadaan yang kaya
gitu, aku gak mau egois dengan memaksakan lanjut kuliah, makannya aku cari-cari
kerjaan terus merantau kesini.” Tuturnya pada saat wawancara.
Kesibukannya selama setahun sebelum akhirnya menjadi
mahasiswa di Institut STIAMI adalah bekerja di Butik Tumpeng. Pekerjaannya
dimulai dari pagi sampai sore hari, terkadang sampai malam dan tanpa hari
libur. Hal ini sempat membuat Wilda tidak yakin untuk bekerja sekaligus berkuliah.
Namun, tekadnya untuk meraih masa depan yang lebih baik serta support
dari Ibu Ellen yang merupakan owner dari Butik Tumpeng, membuat ia
berani dan yakin bahwa ia bisa.
Ia menuturkan, hal tersulit selama menjalani bekerja
sambil kuliah adalah membagi waktu. “Kalo ada deadline tugas yang
bentrok sama kerja ya mau gak mau begadang, otomatis waktu istirahat jadi makin
berkurang tapi itu udah konsekuensi”.
Di akhir sesi wawancara, ketika kami bercerita mengenai
banyaknya muda-mudi yang mempunyai keinginan untuk berkuliah namun terhalang
hal yang sama, Wilda menuturkan, “Menurut aku, hambatan itu sebenarnya ada di
diri kita sendiri, kalo kita terus-terusan takut dan gak percaya diri ya gak
bakal berkembang. Diluar itu, sesusah apapun bakal bisa kita atasi kalo kita
punya kemauan dan tekad yang kuat.”
Dari sepotong kisah yang sudah dibagikan oleh Wilda, kami
mendapatkan sebuah renungan berharga bahwa keterbatasan bukan menjadi alasan
untuk bergerak maju. Keterbatasan ekonomi dan ketiadaan waktu saja mampu
membawa Wilda sampai di titik dimana ia berhasil melewatinya, ini seharusnya
menjadi pukulan telak bagi orang-orang yang lebih mampu baik dari segi ekonomi
maupun ketersediaan waktu tetapi malah menyiakan privilege yang mereka
punya.
Komentar
Posting Komentar